Petisi Tangkap Prabowo dan Amien Rais Bergema di Media Sosial


Petisi Tangkap Prabowo dan Amien Rais Bergema di Media Sosial

Sebuah petisi di chang.org bergema di jagat maya. Petisi ini bukan petisi biasa-biasa saja. Kecuali sebuah petisi yang ditujukan untuk Kapolri atau Bapak Jenderal Polisi Tito Karnavian. Tujuannya adalah agar Tito Karnavian sebagai Kapolri menangkap Prabowo dan Amien Rais yang diminta sebagai orang yang bertanggung jawab atas kerusuhan tanggap 21 Mei dan 22 Mei yang lalu.

Begini isi dari petisi tersebut yang mana digagas oleh seorang netizen bernama Sari Rejeki.

“ Mereka adalah orang yang paling bertanggung jawab atas permohonan kerusuhan 21 Mei 19 - 22 Mei19 dikantor BAWASLU, seruan People Power telah membuat provokasi rakyat sehingga terjadi gesekan dan meningkatkan korban jiwa. ”http://beritabagus.net/

Dan sampai artikel ini dibuat sudah ditandatangani oleh sekitar 14 ribu orang dengan target sebesar 15 ribu penandatanganan petisi ini.




Pertanyaannya, mengapa petisi ini dibuat? Apakah rakyat sudah begitu geram dengan tingkah polah elit politik negeri ini? Elit politik yang bukan mendamaikan politik yang makin panas ini, tetapi malah disiram dengan provokasi-provokasi yang membuat panas makin panas.

Saya yakin pembuat petisi ini sudah sangat geram dengan provokasi yang dilakukan oleh Prabowo atau pun Amien Rais. Apalagi Amien Rais sampai menyerukan 'kekuatan rakyat' jika Prabowo kalah.

Sementara Prabowo sebagai Ketua Umum Partai. Seorang capres yang maju pada Pilpres 2019 ini menuntut lebih dalam bertutur kata. Prabowo yang kita harapkan menjadi pria sejati tidak menunjukkan arah tersebut.

Prabowo selalu memprovokasi pendukungnya untuk tidak menerima hasil Pilpres yang telah dilaksanakan dengan sukses pada tanggal 17 April lalu. Teriakan-teriakan kecurangan selalu diteriakkan oleh Prabowo. Namun, di sisi lain Prabowo sama sekali tidak bisa membuktikan kecurangan-kecurangan yang dikembalikan itu.

Prabowo juga pada hari yang sama setelah pencoblosan mendeklarasikan kemenangannya. Prabowo bersujud syukur yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi swasta nasional. Prabowo pun mengaku telah memenangkan Pilpres dengan angka 62%. Namun Prabowo tidak dapat menunjukkan bukti kemenangannya.

Pada sisi lain, lembaga-lembaga survei kredibel semuanya mempublikasikan hasil quick count mereka dengan pasangan menang urut nomor 01 dengan selisih angka antara 10-11 persen. Oleh Prabowo lembaga survei ini malah dituduh sebagai lembaga survei yang dibiayai oleh salah satu pihak dan pihak pembeli yang membayarnya tersebut.http://beritabagus.net/

Kemudian, hasil real count KPU juga menunjukkan pasangan urut nomor 01 unggul dari pasangan nomor urut 02. Namun ditengah-tengah perhitungan tersebut, pihak Prabowo meminta Situng KPU yang dikeluarkan tersebut. Dengan menganggap ada pengurangan yang terjadi. Lagi-lagi BPN tidak dapat membuktikan menyetujui mereka tersebut. Dan gugatan mereka di Bawaslu juga ditolak karena hanya menunjukkan tautan media yang berani.

Saya bisa membuat mereka menolak Situng KPU, karena perhitungan ini terus menerus membuktikan kemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Dan mereka tidak ingin mendukungnya, menghitung real KPU ini, sehingga mereka meminta Situng KPU meminta agar mereka tidak semakin terpuruk.

Ketika hitung manual KPU selesai dilakukan dan menunjukkan Jokowi-Ma'ruf Amin menang 55,5 persen melawan Prabowo-Sandi 44,5 persen. Mereka tetap tidak menerima perhitungan manual tersebut. Kemudian mereka menyeret pendukungnya ke jalan untuk memprotes hasil rekapitulasi KPU tersebut.

Namun sayang, gerak mereka terlambat. KPU sudah mengumumkan hasil rekapitulasi suara provinsi sehari sebelum batas akhir perhitungan suara tersebut. Mereka kecele. Begitu berhubung dana sudah turun, maka aksi turun ke jalan tetap dilakukan.http://beritabagus.net/

Yang menyakitkan. Aksi turun ke jalan tersebut kemudian dipotong korban. Rakyat yang tidak berdosa diprovokasi oleh Amien Rais dan Prabowo. Namun, seperti malaikat yang tak berdosa, Amien Rais malah menyalahkan kepolisian atas tragedi tersebut. Sementara Prabowo mempertontonkan kepedulian palsu atas korban-korban kerusuhan 22 Mei kemarin.

Mereka yang memprovokasi. Mereka yang menggerakkan pendukungnya hingga ke jalan. Ketika musibah terjadi mereka malah menyebabkan pihak berwajib. Tingkah laku mereka yang membuat geram rakyat yang masih waras. Mereka ingin provokator-provokator ini diciduk dan mempertanggungjawabkan tindakan mereka.

Silakan kalian setuju dengan petisi tersebut, silakan kalian tandatangani tangan melalui tautan yang ada di atas artikel ini. Tunjukkan bahwa kamu masih peduli dengan kedamaian dan keamanan negeri ini. Tunjukkan cinta dan nasionalis kalian untuk Indonesia yang lebih baik.

Bukan begitu kura-kura?

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.